goldengaterestaurantphoenix.com

goldengaterestaurantphoenix.com – Organisasi militan Lebanon, Hizbullah, telah secara terbuka mengambil tanggung jawab atas serangan terhadap sebuah instalasi militer di wilayah utara Israel. Serangan ini, yang diklaim sebagai aksi balasan, mengakibatkan luka pada setidaknya empat belas personel militer Israel. Hizbullah menegaskan bahwa serangan mereka ini adalah respons terhadap tindakan Israel yang sebelumnya menyebabkan kematian beberapa anggota kelompok tersebut.

Operasi Militer Gabungan dan Kondisi Darurat

Melansir dari sumber Al Jazeera, Hizbullah menyatakan bahwa mereka telah melakukan operasi serangan yang melibatkan penggunaan peluru kendali dan drone yang dilengkapi dengan bahan peledak. Target operasi ini adalah pusat komando pengintaian militer yang baru di Arab al-Aramshe, yang merupakan desa di Israel utara dengan mayoritas penduduk Arab, terletak di dekat batas negara dengan Lebanon. Militer Israel mengonfirmasi bahwa dari 14 tentara yang terluka akibat serangan tersebut, enam di antaranya mengalami luka serius, dan telah melakukan serangan balasan terhadap asal serangan.

Serangan Israel dan Balasan Hizbullah di Lebanon

Menyusul kejadian ini, militer Israel mengungkapkan bahwa mereka telah melaksanakan serangan udara terhadap apa yang mereka sebut sebagai “infrastruktur teroris” yang dimiliki Hizbullah di Lebanon bagian timur. Serangan ini adalah lanjutan dari insiden sebelumnya di Lebanon selatan di mana Israel melancarkan serangan yang menewaskan tiga individu, termasuk Ismail Yusaf Baz, yang oleh Israel diidentifikasi sebagai komandan lapangan Hizbullah.

Korban dan Insiden Perbatasan

Israel melaporkan bahwa dalam serangan yang mereka lakukan, dua komandan Hizbullah setempat dan seorang agen kehilangan nyawa, sementara Hizbullah menyatakan tiga pejuangnya gugur. Selain itu, Israel juga melaporkan bahwa ada tiga warga sipil yang terluka akibat serangan yang berasal dari Lebanon. Sebelumnya, pada hari Senin, insiden di perbatasan menyebabkan beberapa tentara Israel terluka setelah Hizbullah meledakkan bahan peledak. Ini merupakan insiden serius pertama dalam rentang enam bulan konflik yang berlangsung.

Ketegangan Meningkat: Perang Gaza dan Aksi Iran

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam pertukaran tembakan selama lebih dari enam bulan, serentak dengan ketegangan yang terjadi akibat perang Gaza, yang merupakan konflik terparah sejak perang tahun 2006. Risiko eskalasi semakin meningkat terutama setelah Iran melakukan serangan dengan ratusan drone dan rudal terhadap Israel di akhir pekan.

Sikap Internasional dan Upaya De-eskalasi

Meskipun Israel menegaskan sikap untuk merespons, beberapa negara Barat telah menyerukan agar Israel menahan diri untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Serangan Iran tersebut merupakan balasan terhadap serangan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal. Dalam konteks ini, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa AS akan abstain dari partisipasi dalam serangan balasan Israel terhadap Iran.