Pada 1 Januari 2025, dunia dikejutkan slot depo 5k oleh serangan teror di New Orleans, Amerika Serikat. Sebuah truk pick-up putih menerobos kerumunan perayaan Tahun Baru di Bourbon Street, kawasan ikonik di French Quarter, menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 30 lainnya. Polisi menembak mati pelaku, Shamsud-Din Jabbar, seorang warga negara AS berusia 42 tahun asal Texas dan mantan anggota Angkatan Darat AS. FBI segera menyelidiki insiden ini sebagai tindakan terorisme domestik yang terinspirasi oleh kelompok ISIS.
Profil Pelaku dan Persiapan Serangan
Shamsud-Din Jabbar adalah mantan spesialis sumber daya manusia dan IT di militer AS. Ia juga pernah dikerahkan ke Afghanistan pada 2009–2010. Sebelum serangan, Jabbar mengunggah video di media sosial yang menunjukkan kesetiaannya kepada ISIS dan niatnya untuk melakukan kekerasan. Ia menyewa truk pick-up Ford F-150 Lightning di Houston dan mengendarainya ke New Orleans pada malam serangan. Di dalam truk, aparat menemukan bendera ISIS, senjata api, dan dua bom rakitan yang disembunyikan dalam pendingin es. Bom-bom ini dirancang untuk diledakkan secara jarak jauh menggunakan pemicu elektronik yang ditemukan di truk tersebut .
Perjalanan dan Persiapan di Lokasi
FBI mengungkap bahwa Jabbar telah mengunjungi New Orleans dua kali sebelumnya, pada Oktober dan November 2024. Selama kunjungan tersebut, ia merekam video dengan menggunakan kacamata pintar Meta, yang menunjukkan bahwa ia sedang memetakan lokasi serangan. Selain itu, Jabbar juga melakukan perjalanan ke Kairo dan Kanada pada musim panas 2023, meskipun belum ada bukti yang menghubungkan perjalanan tersebut dengan serangan di New Orleans .
Aksi dan Respons Aparat
Pada dini hari 1 Januari 2025, Jabbar mengendarai truknya dengan kecepatan tinggi menuju kerumunan di Bourbon Street. Setelah menabrak beberapa orang, ia keluar dari truk dan membuka tembakan ke arah polisi, melukai dua petugas sebelum akhirnya ditembak mati. Aparat juga menemukan dua bom rakitan di lokasi kejadian, yang berhasil dinetralkan tanpa menimbulkan korban tambahan .
Penyelidikan dan Temuan FBI
FBI menyatakan bahwa Jabbar bertindak sendiri dalam serangan ini dan tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kelompok teroris asing. Namun, ia terinspirasi oleh ideologi ISIS dan melakukan serangan sebagai tindakan terorisme domestik. Investigasi lebih lanjut mengungkap bahwa Jabbar membeli senapan semi-otomatis dari individu di Arlington, Texas, pada November 2024, dan memperoleh bahan peledak dari rumahnya di Houston. Selain itu, ia juga berusaha membakar rumah sewaannya di New Orleans dengan menggunakan bahan bakar, namun api tersebut padam sebelum menyebar .
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat
Presiden AS Joe Biden mengecam keras serangan ini sebagai tindakan terorisme dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban. Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman ekstremisme domestik yang terus berkembang. Gubernur Louisiana, Jeff Landry, mengumumkan keadaan darurat di New Orleans dan meningkatkan pengamanan di seluruh kota. Masyarakat New Orleans menunjukkan ketahanan dan semangat mereka dengan melanjutkan perayaan Tahun Baru meskipun dalam suasana berduka .
Kesimpulan
Serangan truk maut di New Orleans merupakan pengingat akan potensi ancaman terorisme domestik yang dapat muncul kapan saja. Meskipun pelaku bertindak sendiri, ideologi ekstremis yang ia anut mendorongnya untuk melakukan kekerasan. Penyelidikan oleh FBI dan aparat keamanan lainnya terus berlanjut untuk memastikan tidak ada pihak lain yang terlibat dan untuk mencegah terjadinya serangan serupa di masa depan. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan mencegah radikalisasi.